Tugas Teknologi Bioproses, klik
Makalah Bioetanol
Said Blogger
Senin, 24 Juni 2013
Senin, 20 Mei 2013
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BIOKIMIA
Ilmu biologi merupakan
ilmu yang mempelajari tentang organisme hidup. Sedangkan ilmu kimia merupakan ilmu tentang struktur
kimia benda-benda, sifat-sifat senyawa dan reaksi-reaksi yang terjadi dengan
hubungannya dengan benda lain serta perubahan energinya. Dari kedua sudut
pandang ilmu tersebut melahirkan suatu disiplin ilmu yang disebut Biokimia yang
merupakan suatu disiplin ilmu yang membicarakan tentang organisme hidup dengan
proses-proses kimia yang terjadi di dalamnya. Ruang lingkup biokimia antara
lain meliputi studi tentang struktur kimia sel, sifat-sifat senyawanya,
senyawa-senyawa yang membantu aktivitas organisme hidup, dan energi yang
diperlukan atau dihasilkan, serta reaksi kimia yang terjadi di dalam sel yang disebut
metabolisme yang merupakan bagian yang penting dan pusat perhatian dalam ilmu
biokimia.
Biokimia
diterapkan pertama kali barangkali sekitar 5000 tahun yang lalu dalam pembuatan
roti menggunakan khamir. Namun, dalam sejarah biokimia itu dapat dilihat dari
beberapa abad. Abad XVIII Karl Wilhelm
Scheele, meneliti susunan kimia serta mengisolasi asam oksalat, asam laktat, asam sitrat,
beberapa ester dan kasein dari bahan alam. Pada tahun 1828, Friedrich Wohler
menerbitkan buku tentang sintesis urea, yang membuktikan bahwa senyawa organik
dapat dibuat secara mandiri di laboratorium dengan memanaskan alkali sianat
dengan garam amonium dari zat yg
berasal benda mati. Hal ini bertolak belakang dengan pemahaman bahwa senyawa organik
hanya bisa dibuat oleh organism yang diyakini pada waktu itu. Perkembangan biokimia
diawali dengan penemuan yang dilakukan oleh Anselme Payen pada tahun 1833 yang
menemukan pertama kali molekul enzim, diastase. Sedangkan, Edward dan Hans
Buchner membuktikan bahwa ekstrak dari sel ragi yang rusak atau mati, tetap
dapat menyebabkan terjadi proses peragian yang memungkinkan dilakukannya
analisis reaksi biokimia dan proses–proses biokimia. Kemudian Istilah biokimia
pertama kali dikemukakan oleh Karl Neuber, seorang kimiawan Jerman pada tahun
1903, yang sejak saat itu biokimia semakin berkembang, terutama sejak
pertengahan abad XX, dengan ditemukannya strukrur DNA & RNA, lemak, protein, vitamin, struktur & sifat protein,
serta teknik-teknik baru seperti kromatografi difraksi sinar X, elektroforesis,
pelabelan radio isotop, mikroskop elektron, dan simulasi dinamika molekular. Abad XX, penemuan , enzim sbg biokatalis, metode
analisis, metabolisme KH , struktur primer/sekunder/tersier/kuarterner,
Saat ini, penemuan-penemuan biokimia
digunakan di berbagai bidang, mulai dari pertanian, perikanan, farmasi hingga
kedoketran. Penerapan Biokimia metabolisme sel telah banyak dipelajari.
TANIN
A.
Definisi Tanin
Tannin
adalah zat, pahit polyphenol tanaman yang baik dan cepat mengikat atau
mengecilkan protein. Zat
dari tannin menyebabkan perasaan kering pada mulut dengan konsumsi anggur
merah, teh pekat, atau buah yang tidak tumbuh. Selain itu, "Tannin"
merupakan suatu nama deskriptif umum untuk satu grup substansi fenolik polimer
yang mampu menyamak kulit atau mempresipitasi gelatin dari cairan, suatu sifat
yang dikenal sebagai astringensi.. Istilah tannin merujuk pada Penggunaan
tannin dalam penyamakan hewan yang tersembunyi pada kulit; Namun, istilah ini secara luas dirujukan
untuk setiap polyphenolic besar kompleks yang mengandung cukup hydroxyl dan lainnya sesuai kelompok (seperti carboxyl) kuat untuk membentuk kompleks dengan protein
dan lainnya macromolecule. Kata tannin berasal dari praktek historis
menggunakan tanin yang ditemukan di kulit pohon ek untuk kulit tan, meskipun di
dunia modern, sintetis biasanya digunakan untuk tujuan ini sebagai gantinya.
B.
Sifat Tanin
Salah
satu sumber daya alam di Indonesia yang cukup potensial dan belum dimamfaatkan
secara optimal adalah tanin. Tanin merupakan salah satu komponen zat organik
yang sangat kompleks, berbentuk serbuk putih atau kecoklatan, atau mempunyai
rasa spesifik (sepet). Tanin dapat mengendap dengan larutan gelatin, aluminium
dan protein sehingga banyak digunakan dalam penyamakan kulit. Tanin bertindak
sebagai pengawet dan mellows, membantu anggur tumbuh ke dalam kompleksitas dan
menjadi benar-benar luar biasa. Tannin memiliki berat molekul dari
500 hingga 3,000.
Tannins bertentangan dengan basa, gelatin, logam berat, besi, air kapur, garam
logam, zat oksidasi yang kuat dan sulfat seng. Tannin adalah senyawa phenolic
yang larut dalam air. dapat mengendapkan protein dari larutan. Secara kimia
tannin sangat komplek dan biasanya dibagi kedalam dua grup, yaitu hydrolizable
tannin dan condensed tannin. Hydrolizable tannin mudah dihidrolisa secara kimia
atau oleh enzim dan terdapat di beberapa legume tropika seperti Acacia Spp.
Condensed tannin atau tannin terkondensasi paling banyak menyebar di tanaman dan dianggap sebagai tannin tanaman. Sebagian besar biji legume mengandung tannin terkondensasi terutama pada testanya. Warna testa makin gelap menandakan kandungan tannin makin tinggi.
Condensed tannin atau tannin terkondensasi paling banyak menyebar di tanaman dan dianggap sebagai tannin tanaman. Sebagian besar biji legume mengandung tannin terkondensasi terutama pada testanya. Warna testa makin gelap menandakan kandungan tannin makin tinggi.
C.
Identifikasi Tanin
Telah diteliti
fitokimia ekstrak kulit batang salam (Syzygium polyanthum (Wight)Walp.,
Myrtaceae) dan aktivitas ekstraknya dalam menghambat xantin oksidase. Simplisia
ini mengandung senyawa tanin terkondensasi dan steroid/triterpenoid. Kandungan
utama ekstrak etanol adalah tanin terkondensasi dengan kadar 82,7 % b/b. Uji
degradasi dengan asam hidroklorida-n-butanol menunjukkan bahwa tanin tersebut
adalah prodelfinidin. Uji aktivitas ekstrak air, ekstrak etanol, ekstrak
air dari ampas ekstrak etanol dan masing-masing ekstrak bebas tanin tidak
menunjukkan penghambatan aktivitas xantin oksidase.
Isolat zat warna coklat dari kulit batang salam mengandung
prodelfinidin (tanin terkondensasi) dan antosianidin. Tanin yang terkandung
dalam kulit batang salam berbeda dengan yang terkandung dalam daun salam.
Isolasi
Ekstraksi secara refluks dengan pelarut etanol dan air sebanyak tiga
kali. Ampas ekstraksi etanol dikeringkan dan diekstraksi dengan air secara
refluks disebut ekstrak AAE. Ekstrak air dikeringkan dengan cara pengering
bekuan.Ekstrak etanol dipekatkan dengan penguap putar vakum. Rendemen ekstrak
air 17,1 %, ekstrak etanol 19,6 %, ekstrak AAE 4,8 %. Ekstrak air, etanol, dan
AAE dipantau dengan KLT menggunakan pelat silika gel GF254 dengan
pengembang kombinasi etil asetat-metanol dan etil asetat-metanol-asam asetat
dan kromatografi kertas menggunakan kertas Whatman no.1 dengan pengembang
n-butanol-asam asetat-air (4:1:5), Forestal, dan asam asetat berbagai
konsentrasi. Keduanya tidak menghasilkan pemisahan yang baik. Kadar tanin
ditentukan terhadap ekstrak air, ekstrak etanol, ekstrak AAE dan simplisia. Kadar
tanin (%) dihitung dengan persamaan:
T1- (T2-T0)500
Dengan W adalah berat simplisia/ekstrak dalam gram. T1 adalah jumlah bahan yang terekstraksi, T2 jumlah bahan yang terekstraksi dalam campuran filtrat uji dan blanko. T0 adalah jumlah bahan yang terekstraksi dalam blanko. Diperoleh kadar tanin simplisia kulit batang salam 12,8 %, ekstrak etanol 82,7 % (terbesar), ekstrak air 65,5 % dan ekstrak AAE 27,1 %. Ekstrak etanol difraksinasi secara KCV menggunakan fase diam silika gel H-60 dan pelarut pengelusi sintem landaian etil asetat-metanol (100:0 dan 0:100), diperoleh 21 fraksi. Fraksi dipantau dengan KLT menggunakan pelat silika gel GF254, pengembang etil asetat-metanol-asam asetat (6:14:1) dan penampak bercak besi (III) klorida 1 % dalam metanol. Fraksi dengan pola kromatogram sama disatukan diperoleh fraksi A-C. Fraksi C diisolasi dengan kromatografi kertas pengembang 50 %, n-butanol-asam asetat-air (4:1:5), dan Forestal, penampak bercak besi (III) klorida dan vanillin-HCL menghasilkan bercak berekor dinamakan isolat berwarna coklat. Identifikasi isolat menggunakan spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak. Deteksi gula menggunakan pereaksi Molisch dengan hasil negatif. Uji reaksi pemutusan ikatan dilakukan dengan cara pemanasan pada suhu 95 0C selama dua jam dengan campuran HCL-n-butanol (95:5) menunjukkan perbedaan Rf dan warna bercak. Larutan merah ungu hasil pemutusan ikatan isolat berwarna coklat dilakukan reaksi asam basa dengan menambahkan air sehingga membentuk dua fase, menunjukkan warna merah ungu yang diduga sebagai antosianidin. Pembandingan jenis tanin pada kulit batang dan daun salam dilakukan berdasarkan reaksi pengendapan tanin terhadap gelatin, warna yang terbentuk pada pemutusan ikatan, dan pola kromatogram kertasnya. Ekstraksi daun salam secara refluks dengan pelarut etanol 95 % sampai ekstraktan tidak berwarna. Ekstraksi pelarut air sebanyak tiga kali pengulangan dihasilkan ekstrak AAE berwarna coklat. Masing-masing ekstrak dipantau dengan pereaksi untuk penapisan flavonoid dan tanin. Ekstrak etanol mengandung tanin terkondensasi dan flavonoid. Sedangkan ekstrak AAE hanya mengandung tanin terkondensasi. Pemantauan ekstrak AAE menggunakan KLT pengembang etil asetat-metanol-asam asetat (6:14:1), penampak bercak asam sulfat 10 % dalam metanol, besi (III) klorida 1 % dalam metanol dan aluminium klorida 5 % dalam metanol menunjukkan bercak berekor tunggal yang merupakan tanin terkondensasi, dinamakan isolat coklat. Isolat coklat direaksikan dengan gelatin 4 % (b/v) dalam air menghasilkan endapan berwarna coklat. Identifikasi tanin pada kulit batang daun salam dilakukan dengan metode yang sama pada daun salam. Larutan coklat menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang 277 nm. Uji deteksi gula tidak terbentuk cincin merah ungu, menunjukkan adanya antosianidin. Pemutusan ikatan larutan coklat diperoleh larutan berwarna merah tua dan dipantau dengan kromatografi kertas Whatman No.1 dengan pengembang n-butanol-asam asetat-air (4:1:5). Pola kromatogram menunjukkan 2 bercak berwarna merah muda dan jingga pada Rf 0,39 dan 0,53. Isolasi larutan merah tua dilakukan pada kromatografi kertas Whatman No.3 dan pengembang n-butanol-asam asetat-air (4:1:5). Isolat zat warna coklat dari kulit batang salam mengandung prodelfinidin (tanin terkondensasi) dan antosianidin. Tanin yang terkandung dalam kulit batang salam berbeda dengan yang terkandung dalam daun salam.
Uji
Farmakologi
Uji xantin oksidase dilakukan pada enam ekstrak yaitu ekstrak air,
ekstrak etanol, ekstrak AAE, dan masing-masing ekstrak yang telah dibebaskan
dari tanin. Nilai hambat kerja xantin oksidase ditentukan dari penurunan jumlah
asam urat yang terbentuk pada suhu kamar. Nilai KH50 ditentukan dari
konsentrasi ekstrak yang dapat menghambat kerja xantin oksidase sebanyak 50%.
Volume akhir pengukuran ini adalah 2 mL. Larutan dapar fosfat pH 7,4 sebanyak
1,6 mL, 20 µL xantin 100 µM dalam dapar fosfat pH 7,4 dimasukkan
dalam tabung reaksi ditambahkan enzim xantin oksidase 0,1 unit, inkubasi selama
15 menit, diukur serapannya dalam panjang gelombang 295 nm. Kontrol dapar
fosfat, pembanding alopurinol dalam DMSO dengan konsentrasi sama dengan sampel.
Nilai KH50 Alopurinol pada konsentrasi 2,14 µg/mL. Nilai KH50
semua ekstrak dengan konsentrasi lebih besar dari 10 µg/mL. Ekstrak kulit
batang salam tidak menunjukkan aktivitas penghambatan xantin oksidase.
D.
Letak Tanin pada Tanaman
Tannin
adalah suatu zat yang ditemukan dalam berbagai tanaman. Di alam, tanin banyak
terdapat dalam bermacam-macam tumbuhan seperti pada pohon bakau, pinus, teh,
gambir, dan lain-lain. Bagian tumbuhan yang banyak mengandung tanin adalah
kulit kayu, daun, akar, dan buahnya (Suprijati, 1999).Tannin ini terutama
ditemukan secara alami terjadi pada buah anggur, daun teh, dan ek. Tannin
ditemukan dalam kulit, biji, dan batang anggur. Anggur yang difermentasi selama
masih kontak dengan bagian-bagian ini anggur - anggur merah - menyerap sejumlah
tannin, yang meminjamkan karakter yang berbeda pada anggur. Karena tannin dalam
biji anggur terutama keras, anggur biasanya dilumatkan daripada ditekan, untuk
meminimalkan penyerapan benih berbasis tannin. Anggur juga banyak menyerap
sebagian tanin dari tong kayu ek mereka berusia di, yang meminjamkan bumbu
tambahan anggur.
E.
Kegunaan Tanin
Tanin
digunakan secara luas dalam industri, antara lain industri minuman, tanin
digunakan untuk mengendapkan serat-serat organik dan menonaktifkan enzim-enzim
yang terdapat dalam bahan. Tannin merupakan sangat penting untuk kompleksitas
anggur dan seberapa baik itu akan usia sepanjang waktu. Tanin tinggi cenderung
usia anggur terbaik untuk jangka waktu yang lama, seperti yang terbuat dari
Cabernet Sauvignon, Nebbiolo, dan Syrah anggur. Anggur yang memiliki banyak
tanin di dalamnya ketika muda sering terlihat membakar, menciptakan sensasi
kekeringan di mulut, terutama langit-langit mulut.
Paling
tannic anggur menyebabkan mulut untuk mengerut, yang bukan merupakan pengalaman
yang menyenangkan. Dibuat dengan baik, anggur tannin tinggi, yang mungkin
hampir undrinkable ketika muda, dapat menjadi sebuah karya dari anggur di
kemudian hari. Yang mengatakan, banyak anggur yang terlalu tannic, dan pada
saat astringency mereka memudar, anggur akan telah berlalu perdana. Satu hal
yang dapat membantu dengan anggur yang memiliki jumlah yang tinggi tanin adalah
untuk menggabungkan mereka dengan tinggi lemak dan protein makanan. Susu
idealnya cocok peran ini, membantu untuk melunakkan tepi tajam tannin. Ini
adalah salah satu alasan mengapa begitu banyak orang menambahkan teh susu yang
kuat, yang juga sangat tinggi tannin. Bagus keju atau saus krim yang hangat
dapat mengubah anggur yang sekilas tampak terlalu tannic ke pasangan yang
sempurna. Secara umum, kecenderungan terhadap winemaking adalah tannin wine
dengan kurang dari lima puluh tahun yang lalu. Anggur ini lebih mudah untuk
minum pada saat pembelian atau dalam waktu singkat atau dua tahun setelah
membeli mereka, sehingga lebih sesuai untuk pasar anggur global baru. Untuk
menjadi baik-bulat di dunia anggur, bagaimanapun, itu adalah ide yang baik
untuk sampel sejumlah tannin tinggi anggur, untuk mencicipi nuansa bahwa zat ini
dapat menambahkan. Mereka ditemukan hampir di setiap bagian dari tanaman; kulit
kayu, daun, buah, dan akar. Mereka dibagi ke dalam dua grup, tanin yang dapat
dihidrolisis dan tanin kondensasi.
Tannin
mungkin dibentuk dengan kondensasi derivatif flavan yang ditransportasikan ke
jaringan kayu dari tanaman. Tannin mungkin juga dibentuk dengan polimerisasi
unit quinon. Telah diindikasikan bahwa konsumsi minuman yang mengandung tannin,
terutama teh hijau dan anggur merah dapat mengobati atau mencegah sejumlah
penyakit.
Banyak
aktivitas fisiologik manusia, seperti stimulasi sel-sel fagositik,
host-mediated tumor activity, dan sejumlah aktivitas anti-infektif telah
ditetapkan untuk tannin. Salah satu aksi molekul mereka adalah membentuk
kompleks dengan protein melalui kekuatan non-spesifik seperti ikatan hidrogen
dan efek hidrofobik sebagaimana pembentukan ikatan kovalen. Cara kerja aksi
antimikrobial mereka mungkin berhubungan dengan kemampuan mereka untuk
menginaktivasi adhesin mikroba, enzim, protein transport cell envelope. Mereka
juga membentuk kompleks dengan polisakarida.
Pada
tahun 1996, paling sedikit 1.300 coumarin telah teridentifikasi. Mereka dikenal
terutama karena aktivitas antitrombotik, antiinflamatori, dan vasodilatori.
Warfarin yang merupakan salah satu coumarin telah digunakan sebagai
antikoagulan dan rodentisida. Ia mungkin juga memiliki efek antiviral. Coumarin
secara in vitro dapat menghambat Candida albicans.
Sebagai
suatu grup, coumarin telah ditemukan dapat menstimulasi makrofag, yang dapat
memiliki efek negatif tidak langsung pada infeksi. Lebih spesifik, coumarin
telah digunakan untuk mencegah infeksi oleh HSV-1 pada manusia. Asam
hidroksisinnamat yang berhubungan dengan coumarin terlihat memiliki efek
inhibtori terhadap bakteri gram positif. Fitoaleksin yang merupakan derivatif
terhidroksilasi dari coumarin telah diproduksi dalam wortel sebagai respons
terhadap infeksi fungsi, dan ia dapat diasumsikan memiliki aktivitas
antifungsi.
Kandungan
senyawa tanin pada buah cranberry memiliki khasiat anti pembekuan darah, dan
mampu mengurangi infeksi saluran kencing serta plak gigi, sekaligus dapat pula
digunakan untuk mencegah radang gusi (gingivitis).
Beberapa bahan pakan yang digunakan dalam ransum unggas mengandung sejumlah condensed tannin seperti biji sorgum, millet, rapeseed , fava bean dan beberap biji yang mengandung minyak. Bungkil biji kapas mengandung tannin terkondensasi 1,6 % BK sedangkan barley, triticale dan bungkil kedelai mengandung tannin 0,1 % BK. Diantara bahan pakan unggas yang paling tinggi kandungan tannin terlihat pada biji sorgum (Sorghum bicolor).
Kandungan tannin pada varietas sorgum tannin tinggi sebesar 2,7 dan 10,2 % catechin equivalent. Dari 24 varietas sorgum kandungan tannin berkisar dari 0,05-3,67 % (catechin equivalent). Kandungan tannin sorgum sering dihubungkan dengan warna kulit luar yang gelap. Peranan tannin pada tanaman yaitu untuk melindungi biji dari predator burung, melindungi perkecambahan setelah panen, melindungi dari jamur dan cuaca. Sorgum bertannin tinggi bila digunakan pada ternak akan memperlihatkan penurunan kecepatan pertumbuhan dan menurunkan efisiensi ransum pada broiler, menurunkan produksi telur pada layer dan meningkatnya kejadian leg abnormalitas.
Beberapa bahan pakan yang digunakan dalam ransum unggas mengandung sejumlah condensed tannin seperti biji sorgum, millet, rapeseed , fava bean dan beberap biji yang mengandung minyak. Bungkil biji kapas mengandung tannin terkondensasi 1,6 % BK sedangkan barley, triticale dan bungkil kedelai mengandung tannin 0,1 % BK. Diantara bahan pakan unggas yang paling tinggi kandungan tannin terlihat pada biji sorgum (Sorghum bicolor).
Kandungan tannin pada varietas sorgum tannin tinggi sebesar 2,7 dan 10,2 % catechin equivalent. Dari 24 varietas sorgum kandungan tannin berkisar dari 0,05-3,67 % (catechin equivalent). Kandungan tannin sorgum sering dihubungkan dengan warna kulit luar yang gelap. Peranan tannin pada tanaman yaitu untuk melindungi biji dari predator burung, melindungi perkecambahan setelah panen, melindungi dari jamur dan cuaca. Sorgum bertannin tinggi bila digunakan pada ternak akan memperlihatkan penurunan kecepatan pertumbuhan dan menurunkan efisiensi ransum pada broiler, menurunkan produksi telur pada layer dan meningkatnya kejadian leg abnormalitas.
Cara
mengatasi pengaruh dari tannin dalam ransum yaitu dengan mensuplementasi
DL-metionin dan suplementasi agen pengikat tannin, yaitu gelatin,
polyvinylpyrrolidone (PVP) dan polyethyleneglycol yang mempunyai kemampuan
mengikat dan merusak tannin. Selain itu kandungan tannin pada bahan pakan dapat
diturunkan dengan berbagai cara seperti perendaman, perebusan, fermentasi, dan
penyosohan kulit luar biji.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim A.1998.Mengnal Beberapa Anti-nutrisi.
indobic. biotrop.org/ berita_detail. php? id_berita=124.
http://bahan-alam.fa.itb.ac.id/detail.php?id=103.
.Anonim B.2009.Tannin.http://id.wikipedia.org/wiki/Tannin.
Sukrasno, dkk.2005. Detail Penelitian Obat Bahan Alam. http://bahan-alam.fa.itb. ac.id /detail.php?id= 103.Diakses pada tanggal 22 Oktober 2009.
LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu
yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,
pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk
mengajar kebudayaan melewati generasi.Landasan dan asas tersebut
sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan
manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut
adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang
peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah
dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan.
Paper ini akan memusatkan paparan dalam berbagai
landasan dan asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan
penerapannya. Landasan-landasan pendidikan tersebut adalah filosofis,
kultural, psikologis, ilmiah dan teknologi, sosiolagis,
hukum, sejarah, serta
ekonomi, . Sedangkan asas yang dikaji adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, kemandirian
dalam belajar.
A. LANDASAN
PENDIDIKAN
1. Landasan
Filososfis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan
dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia,
keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang
lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme,
Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan
Ekstensialisme
Ø Esensialisme
Esensialisme
adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts)
atau bahan ajar esensial.
Ø Perenialisme
Perensialisme adalah
aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni
kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
Ø Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme
adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan
praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang
menentang pendidikan tradisional.
Ø Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme
adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan
sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b. Pancasila
sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI
No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan
UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula
bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa
Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2. Landasan Sosiolagis
a. Pengertian
Landasan Sosiologis
Dasar
sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial
dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang
dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
Ø Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
Ø hubungan kemanusiaan.
Ø Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
Ø Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah
dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
b. Masyarakat
indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan
masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan
nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan
semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya
pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan
masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik
melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah
Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah
(penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)
Sosial mengacu kepada hubungan antar
individu, antarmasyarakat, dan individu secara alami, artinya aspek itu telah
ada sejak manusia dilahirkan.Sama halnya dengan social, aspek budaya inipun
sangat berperan dalam proses pendidikan. Malah dapat dikatakan tidak ada
pendidikan yang tidak dimasuki unsure budaya. Materi yang dipelajari anak-anak
adalah budaya, cara belajar mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan
mereka dan bentuk-bentuk yang dikerjakan juga budaya. Sosiologi dan
Pendidikan Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya.Proses sosial dimulai dari
interaksi sosial dan dalam proses sosial itu selalu terjadi interaksi sosial.
Interaksi dan proses social didasari oleh factor-faktor berikut :1.
Imitasi2. Sugesti3. Identifikasi4. Simpati
3. Landasan
Kultural
a. Pengertian
Landasan Kultural
Kebudayaan dan
pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat
dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke
generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota
masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan
norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju
pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim
digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga
pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b. Kebudayaan
sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan
pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan
sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal
ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan
bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
Kebudayaan dan
PendidikanKebudayaan
menurut Taylor adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, seni, huku, moral, adapt, dan kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat (Imran
Manan, 1989)Hassan (1983) misalnya mengatakan kebudayaan berisi (1)
norma-norma, (2) folkways yang mencakup kebiasaan, adapt, dan tradisi, dan
(3) mores, sementara itu Imran Manan (1989) menunjukkan lima komponen
kebudayaan sebagai berikut :1. Gagasan2.
Ideologi3. Norma4. Teknologi5. BendaAgar menjadi lengkap,
perlu ditambah beberapa komponen lagi yaitu :1. Kesenian2.
Ilmu3. KepandaianKebudayaan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
:1. Kebudayaan umum, misalnya kebudayaan Indonesia2. Kebudayaan
daerah, misalnya kebudayaan Jawa, Bali, Sunda, Nusa Tenggara Timur dan
sebagainya3. Kebudayaan popular, suatu kebudayaan yang masa berlakunya
rata-rata lebih pendek daripada kedua macam kebudayaan terdahulu.
4. Landasan
Psikologis
a. Pengertian
Landasan Psikologis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan
anak. Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek
kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu,
hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam
bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada
setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum
perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan
dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar
yang digariskan.
b. Perkembangan
Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman
tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami
peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam
membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien. Psikologi
atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri
adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani, yang dapat dipengaruhi oleh
alam sekitar. Karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali
kehidupan manusia, yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri.a.
Psikologi Perkembangan Ada tiga teori atau pendekatan
tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah : (Nana
Syaodih, 1988)1. Pendekatan pentahapan. Perkembangan
individu berjalan melalui tahapan-tahapan tertentu. Pada setiap tahap memiliki
ciri-ciri pada tahap-tahap yang lain.2. Pendekatan
diferensial. Pendekatan ini memandang individu-individu itu memiliki
kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas dasar ini lalu orang-orang
membuat kelompok-kelompok3. Pendekatan ipsatif. Pendekatan
ini berusaha melihat karakteristik setiap individu, dapat saja disebut sebagai
pendekatan individual. Melihat perkembangan seseorang secara individual. Sementara
itu Stanley Hall penganut teori Evolusi dan teori Rekapitulasi membagi masa
perkembangan anak sebagai berikut (Nana Syaodih, 1988)1. Masa
kanak-kanak ialah umur 0 – 4 tahun sebagai masa kehidupan
binatang.2. Masa anak ialah umur 4 – 8 tahun merupakan
masa sebagai manusia pemburu3. Masa muda ialah umur 8 – 12
tahun sebagai manusia belum berbudaya4. Masa adolesen ialah
umur 12 – dewasa merupakan manusi berbudaya b. Psikologi
BelajarBelajar adalah perubahan perilaku yang relative permanent sebagai
hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan
bias melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikan kepada
orang lain. Ada sejumlah prinsip belajar menurut Gagne (1979) sebagai
berikut :1. Kontiguitas, memberikan
situasi atau materi yang mirip dengan harapan pendidik tentang respon anak yang
diharapkan, beberapa kali secara berturut-turut.2.
Pengulangan, situasi dan respon anak diulang-ulang atau
dipraktekkan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat.3.
Penguatan, respon yang benar misalnya diberi hadiah untuk
mempertahankan dan menguatkan respon itu.4. Motivasi
positif dan percaya diri dalam belajar.5. Tersedia
materi pelajaran yang lengkap untuk memancing aktivitas anak-anak6.
Ada upaya membangkitkan keterampilan intelektual untuk
belajar, seperti apersepsi dalam mengajar7. Ada
strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak-anak dalam belajar8.
Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh factor-faktor
dalam pengajaran.
5. Landasan
Ilmiah dan Teknologis
a. Pengertian
Landasan IPTEK
Kebutuhan
pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya
teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan
haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan
demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut
menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya
pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan
iptek tersebut.
b. Perkembangan
IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan
salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik,
yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya
pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi
perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir,
baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh
informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat.
6. Landasan Hukum
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari
atau titik tolak.Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku
yang patut ditaati. Aturan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah ini , bila
dilanggar akan mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku
pula. Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat
terpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu,
dalam hal ini kegiatan pendidikan.
a. Pendidikan menurut Undang-Undang 1945Undang – Undang
Dasar 1945 adalah merupakan hokum tertinggi di Indonesia.Pasal – pasal yang
bertalian dengan pendidikan dalam Undang – Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal,
yaitu pasal 31 dan Pasal 32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan dan yang
satu menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 Ayat 1 berbunyi : Tiap – tiap
warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2 pasal ini berbunyi :
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajar Pasal 32 pada
Undang – Undang Dasar berbunyi : Pemerintah memajukan kebudayaan nasional
Indonesia.an nasional, yang diatur dengan Undang – Undang.
b. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan NasionalTidak
semua pasal akan dibahas dalam buku ini. Yang dibahas adalah pasal – pasal
penting terutama yang membutuhkan penjelasan lebih mendalam serta sebagai acuan
untuk mengembangkan pendidikan. Pertama – tama adalah Pasal 1 Ayat 2 dan Ayat
7. Ayat 2 berbunyi sebagai berikut : Pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berakar pada kebudayaan nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang –
Undang Dasar 45. Undang – undang ini mengharuskan pendidikan berakar pada
kebudayaan nasional yang berdasarkan pada pancasila dan Undang – Undang dasar
1945, yang selanjutnya disebut kebudayaan Indonesia saja. Ini berarti teori –
teori pendidikan dan praktek – praktek pendidikan yang diterapkan di Indonesia,
tidak boleh tidak haruslah berakar pada kebudayaan Indonesia.“Selanjutnya Pasal
1 Ayat 7 berbunyi : Tenaga Pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dalam penyelenggaraan pendidikan. Menurut ayat ini yang berhak menjadi
tenaga kependidikan adalah setiap anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya
dalam penyelenggaraan pendidikan. Sedang yang dimaksud dengan Tenaga
Kependidikan tertera dalam pasal 27 ayat 2, yang mengatakan tenaga kependidikan
mencakup tenaga pendidik, pengelola/kepala lembaga pendidikan,
penilik/pengawas, peneliti, dan pengembang pendidikan, pustakawan, laboran, dan
teknisi sumber belajar.”
7. Landasan Sejarah
Sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala macam
kejadian atau kegiatan yang dapat didasari oleh konsep – konsep tertentu. Sejarah
pendidikan di Indonesia.Pendidikan di Indonesia sudah ada sebelum Negara
Indonesia berdiri. Sebab itu sejarah pendidikan di Indonesia juga cukup
panjang. Pendidikan itu telah ada sejak zaman kuno, kemudian diteruskan dengan
zaman pengaruh agama Hindu dan Budha, zaman pengaruh agama Islam, pendidikan
pada zaman kemerdekaan. Pada waktu bangsa Indonesia berjuang merintis
kemerdekaan ada tiga tokoh pendidikan sekaligus pejuang kemerdekaan, yang
berjuang melalui pendidikan. Merka membina anak-anak dan para pemuda melalui
lembaganya masing-masing untuk mengembalikan harga diri dan martabatnya yang
hilang akibat penjajahan Belanda. Tokoh-tokoh pendidik itu adalah Mohamad
Safei, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (TIM MKDK,
1990). Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS atau Indonesisch
Nederlandse School di Sumatera Barat pada Tahun 1926. Sekolah ini lebih
dikenal dengan nama Sekolah Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di
Kayutanam. Maksud ulama Syafei adalah mendidik anak-anak agar dapat berdiri
sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka. Tokoh pendidik
nasional berikutnya yang akan dibahas adalah Ki Hajar Dewantara yang mendirikan
Taman Siswa di Yogyakarta. Sifat, system, dan metode pendidikannya diringkas ke
dalam empat keemasan, yaitu asas Taman Siswa, Panca Darma, Adat Istiadat, dan
semboyan atau perlambang.Asas Taman Siswa dirumuskan pada Tahun 1922, yang
sebagian besar merupakan asas perjuangan untuk menentang penjajah Belanda pada
waktu itu. Tokoh ketiga adalah Ahmad Dahlan yang mendirikan organisasi Agama
Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta, yang kemudian berkembang menjadi
pendidikan Agama Islam. Pendidikan Muhammadiyah ini sebagian besar memusatkan
diri pada pengembangan agama Islam, dengan beberapa cirri seperti berikut (TIM
MKDK, 1990).Asas pendidikannya adalah Islam dengan tujuan mewujudkan
orang-orang muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri,
dan berguna bagi masyarakat serta Negara.Ada lima butir yang dijadikan dasar
pendidikan yaitu :
1.
Perubahan cara berfikir
2.
Kemasyarakatan
3.
Aktivitas
4.
Kreativitas
5.
Optimisme
8. Landasan Ekonomi
Pada zaman pasca modern atau globalisasi sekarang ini, yang
sebagian besar manusianya cenderung mengutamakan kesejahteraan materi
disbanding kesejahteraan rohani, membuat ekonomi mendapat perhatian yang sangat
besar. Tidak banyak orang mementingkan peningkatan spiritual. Sebagian besar
dari mereka ingin hidup enak dalam arti jasmaniah. Seperti diketahui dana
pendidikan di Indonesia sangat terbatas. Oleh sebab itu ada kewajiban suatu
lembaga pendidikan untuk memperbanyak sumber-sumber dana yang mungkin bias
digali adalah sebagai berikut :
1.
Dari pemerintah dalam bentuk
proyek-proyek pembangunan, penelitian-penelitian bersaing, pertandingan karya
ilmiah anak-anak, dan perlombaan-perlombaan lainnya.
2.
Dari kerjasama dengan instansi lain,
baik pemerintah, swasta, maupun dunia usaha. Kerjasama ini bias dalam bentuk
proyek penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan proyek pengembangan
bersama.
3.
Membentuk pajak pendidikan, dapat
dimulai dari satu desa yang sudah mapan, satu daerah kecil, dan sebagainya.
Program ini dirancang bersama antara lembaga pendidikan dengan pemerintah
setempat dan masyarakat. Dengan cara ini bukan orang tua siswa saja yang akan
membayar dana pendidikan, melainkan semua masyarakat.
4.
Usaha-usaha lain, misalnya : a. Mengadakan seni pentas keliling
atau dipentaskan di masyarakat, b. Menjual hasil karya nyata anak-anak, c. Membuat
bazaar, d. Mendirikan kafetaria, e. Mendirikan took keperluan personalia
pendidikan dan anak-anak, f. Mencari donator tetap, g. Mengumpulkan
sumbangan, h. Mengaktifkan BP 3 khusus dalam meningkatkan dana pendidikan.
B. ASAS-ASAS
POKOK PENDIDIKAN
Asas pendidikan
merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada
tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat
beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan
itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas
Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.
1.
Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti
dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini
kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua
semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso. Kini
ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
Ø Ing Ngarso Sung
Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
Ø Ing Madyo
Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
Ø Tut Wuri
Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
Asas Tut Wuri Handayani merupakan gagasan yang mula-mula
dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan
nasional. Tut Wuri Handayani mengandung arti pendidik dengan kewibawaan yang
dimiliki mengikuti dari belakang dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari
depan, membiarkan anak mencari jalan sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan
baru pendidik membantunya (Hamzah, 1991:90). Gagasan tersebut dikembangkan Ki
Hajar Dewantara pada masa penjajahan dan masa perjuangan kemerdekaan. Dalam era
kemerdekaan gagasan tersebut serta merta diterima sebagai salah satu asas
pendidikan nasional Indonesia (Jurnal Pendidikan, No. 2:24).
Asas Tut Wuri Handayani memberi kesempatan anak didik untuk
melakukan usaha sendiri, dan ada kemungkinan mengalami berbuat kesalahan, tanpa
ada tindakan (hukuman) pendidik (Karya Ki Hajar Dewantara, 1962:59). Hal itu
tidak menjadikan masalah, karena menurut Ki Hajar Dewantara, setiap kesalahan
yang dilakukan anak didik akan membawa pidananya sendiri, kalau tidak ada
pendidik sebagai pemimpin yang mendorong datangnya hukuman tersebut. Dengan
demikian, setiap kesalahan yang dialami anak tersebut bersifat mendidik.
Menurut asas tut wuri handayani (1) pendidikan dilaksanakan tidak menggunakan
syarat paksaan, (2) pendidikan adalah penggulowenthah yang mengandung makna:
momong, among, ngemong (Karya Ki Hajar Dewantara, hal. 13). Among mengandung
arti mengembangkan kodrat alam anak dengan tuntutan agar anak didik dapat
mengembangkan hidup batin menjadi subur dan selamat. Momong mempunyai arti
mengamat-amati anak agar dapat tumbuh menurut kodratnya. Ngemong berarti kita
harus mengikuti apa yang ingin diusahakan anak sendiri dan memberi bantuan pada
saat anak membutuhkan, (3) pendidikan menciptakan tertib dan damai (orde en
vrede), (4) pendidikan tidak ngujo (memanjakan anak), dan (5) pendidikan
menciptakan iklim, tidak terperintah, memerintah diri sendiri dan berdiri di
atas kaki sendiri (mandiri dalam diri anak didik.
2. Asas
Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar
sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat
meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi
vertikal dan horisontal.
Ø Dimensi
vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar
tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa
depan.
Ø Dimensi
horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar
di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
Pendidikan Indonesia bertujuan meningkatkan kecerdasan, harkat, dan
martabat bangsa, mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, mandiri hingga mampu membangun diri sendiri
dan masyarakat sekelilingnya, memenuhi kebutuhan pembangunan dan bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa (GBHN, 1993:94). Gambaran tentang manusia
Indonesia itu dilandasi pandangan yang menganggap manusia sebagai suatu
keseluruhan yang utuh, atau manusia Indonesia seutuhnya, keseluruhan segi-segi
kepribadiannya merupakan bagian-bagian yang tak terpisahkan satu dengan yang
lain atau merupakan suatu kebulatan. Oleh karena itu, pengembangan segi-segi
kepribadian melalui pendidikan dilaksanakan secara selaras, serasi, dan
seimbang. Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh harus ada keseimbangan
dan keterpaduan dalam pengembangannya.
Keseimbangan dan keterpaduan dapat dilihat dari segi: (1) jasmani dan rohani; jasmani meliputi: badan, indera, dan organ tubuh yang lain; sedangkan rohani meliputi: potensi pikiran, perasaan, daya cipta, karya, dan budi nurani, (2) material dan spiritual; material berkaitan dengan kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang memadai; sedangkan spiritual berkaitan dengan kebutuhan kesejahteraan dan kebahagiaan yang sedalam-dalamnya dalam kehidupan batiniah, (3) individual dan sosial; manusia mempunyai kebutuhan untuk memenuhi keinginan pribadi dan memenuhi tuntutan masyarakatnya, (4) dunia dan akhirat; manusia selalu mendambakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat sesuai dengan keyakinan agam masing-masing, dan (5) spesialisasi dan generalisasi; manusia selalu mendambakan untuk memiliki kemampuan-kemampuan yang umumnya dimiliki orang lain, tetapi juga menginginkan kemampuan khusus bagi dirinya sendiri.
Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh sebagaimana gambaran manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan nilai-niai Pancasila, Indonesia menganut asas pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan sepanjang hayat memungkinkan tiap warga negara Indonesia:
Keseimbangan dan keterpaduan dapat dilihat dari segi: (1) jasmani dan rohani; jasmani meliputi: badan, indera, dan organ tubuh yang lain; sedangkan rohani meliputi: potensi pikiran, perasaan, daya cipta, karya, dan budi nurani, (2) material dan spiritual; material berkaitan dengan kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang memadai; sedangkan spiritual berkaitan dengan kebutuhan kesejahteraan dan kebahagiaan yang sedalam-dalamnya dalam kehidupan batiniah, (3) individual dan sosial; manusia mempunyai kebutuhan untuk memenuhi keinginan pribadi dan memenuhi tuntutan masyarakatnya, (4) dunia dan akhirat; manusia selalu mendambakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat sesuai dengan keyakinan agam masing-masing, dan (5) spesialisasi dan generalisasi; manusia selalu mendambakan untuk memiliki kemampuan-kemampuan yang umumnya dimiliki orang lain, tetapi juga menginginkan kemampuan khusus bagi dirinya sendiri.
Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh sebagaimana gambaran manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan nilai-niai Pancasila, Indonesia menganut asas pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan sepanjang hayat memungkinkan tiap warga negara Indonesia:
(1) mendapat kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dan
kemandirian sepanjang hidupnya,
(2) mendapat kesempatan untuk memanfaatkan layanan lembaga-lembaga
pendidikan yang ada di masyarakat. Lembaga pendidikan yang ditawarkan dapat
bersifat formal, informal, non formal,
(3) mendapat kesempatan mengikuti program-program pendidikan sesuai
bakat, minat, dan kemampuan dalam rangka pengembasngan pribadi secara utuh
menuju profil Manusia Indonesia Seutuhnya (MIS) berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945; dan
(4) mendpaat kesempatan mengembangkan diri melalui proses
pendidikan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu sebagaimana tersurat
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989.
3. Asas
Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan
belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu
dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur
tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas
kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama sebagai fasilitator
dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih
kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).
Keadaan
yang Ditemui Sekarang
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa
keadaan yang ditemui sekarang: (1) usaha pemerintah memperluas kesempatan
belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta
didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan
formal, non formal, dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan berbagai
jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi, (2) usaha pemerintah dalam
pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis,
dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan
pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah
air. Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun
diluar negeri , (3) usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan
isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan, (4) usaha pengadaan dan
pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang belajar,
perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan
ketrampilan, sarana pendidikan jasmani, (5) pengadaan buku ajar yang
diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk:
(a) meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup
bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara belajar, (b) menunjang
tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya, (7) usaha pengadaan berbagai
program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran
jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa
dan bernegara, kepribadian dan budi luhur, (8) usaha pengadaan berbagai program
pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatanolahraga untuk
meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga, (9)
usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan
bahagia; peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan
mental.
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan
beberapa keadaan yang ditemui sekarang, yakni (1) peserta didik mendapat
kebebasan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan yang diminatinya di sema
jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai
peran dan profesinya dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas
pendidikannya sendiri, (2) peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih
pendidikan kejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk
memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya, (3) peserta didik
memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki program
pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya, (4) peserta
didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan
untuk memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan cacat yang disandang
agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang mandiri, (5) peserta didik di daerah
terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan agar
dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai
sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai
jauh diatas normal (Jurnal Pendidikan,1989)
Daftar
Pustaka
Anonim A.2009.Asas-Asas
Pendidikan Umum. http://www.idonbiu.com/2009/05/asas-asas-pendidikan-umum.html.
Diakses pada tanggal 5
Desember 2009.
Anonim B.2009.Pengertian Pendidikan.//raflengerungan.wordpress.com/pengertian-pendidikan/. Diakses pada tanggal 5 Desember 2009.
Berau,Syamsul.2007.Landasan Pendidikan.//syamsulberau.wordpress.com/author/syamsulberau. Diakses pada tanggal 5 Desember 2009.
Hartoto. 2008. Landasan dan Asas-Asas Pendidikan
serta Penerapannya. //fatamorghana. wordpress.com/. Diakses pada
tanggal 5 Desember 2009.
Qym.2009.Asas-Asas
Pendidikan dan Penerapannya. //qym7882.blogspot.com/2009/03.
asas-asas-pendidikan-dan-penerapannya.html. Diakses pada tanggal 5
Desember 2009.
Langganan:
Postingan (Atom)