Motivasi ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang
untuk bertindak melakukan sesuatu (Purwanto, 2007: 60). Motivasi adalah
suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengerahkan tingkah
laku atau perbuatan ke suatu tujuan tertentu. Setiap individu memiliki suatu
motivasi atau motif terhadap sesuatu, termasuk juga seorang siswa. Seorang
siswa juga memilki suatu motif tertentu didalam proses pendidikan selain
motivasi dalam belajar.
Di dalam proses pendidikan motivasi adalah salah satu syarat
mutlak siswa untuk belajar. Motivasi juga berperan sebagai motor penggerak
dalam proses balajar Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang
mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri (Winkel, 1996: 166). Pada umumnya
suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam
suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan atau
perangsang. Tujuan (goal) adalah yang mementukan atau membatasi tingkah
laku organisme. Perangsang (inecentive) adalah fakta atau objek yang
menarik organism tersebut.
Pengertian motif atau motivasi tidak dapat dipisahkan dari
kebutuhan (need). Suatu organism (khususnya siswa) yang berbuat atau
melakukan sesuatu, setidaknya terdapat suatu kebutuhan di dalam dirinya atau sesuatu
yang ingin dicapai. Istilah kebutuhan juga diartikan sebagai suatu kekurangan
tertentu di dalam sesuatu organisme. Di dalam proses pendidikan kebutuhan yang
dimiliki oleh siswa adalah suatu kebutuhan untuk dapat memahami dan mengerti
materi atau pelajaran yang diberikan oleh seorang guru dan juga siswa memiliki
kebutuhan akan motivasi atau dorongan yang menyebabkan siswa memiliki semangat
dalam mengikuti setiap proses belajar.
Motivasi didefinisikan sebagai suatu komponen yang
mengandung tiga aspek yaitu:
a.
Mengerakkan berarti menimbulkan
kekuatan pada individu memimpin seseorang untuk bertidak dengan cara tertentu.
Misalnya kekuatan dalam ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan lainnya.
b.
Mengarahkan atau menyalurkan tingkah
laku. Tingkah laku siswa atau individu diarahkan terhadap suatu tujuan
tertentu.
c.
Menjaga dan menopang tingkah laku,
lingkungan sekitar dengan harus menguatkan intensitas dan arah dorongn-dorongan
serta kekuatan-kekuatan individu.
2.
TUJUAN
MOTIVASI
Purwanto dalam (Psikologi Pendidikan, 2007: 73) megatakan
bahwa:
“Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah
untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar mempunyai keinginan dan kemauan
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.”
Dari
penjelasan yang disampaikan oleh Purwanto di atas, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa tujuan dari motivasi ialah sarana untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Bagi seorang guru, tujuan dari motivasi adalah dapat menggerakan atau
memacu para siswa agar dapat timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan
prestasi belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang
diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah.
Suatu tindakan memotivasi atau memberikan motivasi akan
lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh pihak yang diberi
motivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu,
setiap orang yang akan diberikan motivasi harus mengenal dan memahami
benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian yang akan
dimotivasi, termasuk di dalamnya antara seorang guru dan siswanya.
3.
PERANAN
GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI
Pada dasarnya
terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, antara
lain: guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan, kurikulum. Dari
beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah
menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang
yang lain, guru sebagai subyek pendidikan yang sangat menentukan keberhasilan
pendidikan itu sendiri. Guru mempunyai peranan dan kedudukan
kunci dalam keseluruhan proses pendidikan terutama dalam pendidikan formal,
bahkan dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya. Subagio
mengemukakan Studi
yang dilakukan Heyneman & Loxley pada tahun 1983 di 29 negara menemukan
bahwa di antara berbagai masukan (input)
yang menentukan mutu pendidikan yang ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa
sepertiganya ditentukan oleh guru. Peranan guru semakin penting di tengah
keterbatasan sarana dan prasarana sebagaimana dialami oleh negara-negara sedang
berkembang. Lengkapnya hasil studi itu adalah : dari 16 negara sedang
berkembang, guru memberi kontribusi terhadap prestasi belajar sebesar 34%,
sedangkan manajemen 22%, waktu belajar 18% dan sarana fisik 26%. Sedangkan dari
13 negara industri, kontribusi guru adalah 36%, manajemen 23%, waktu belajar
22% dan sarana fisik 19%. Sikap guru terhadap proses pembelajaran, akan
mewarnai perilaku guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Bagi siswa yang
selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi
guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi
intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan
penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang
diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat
mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak
ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan
dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan
motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar. Ada beberapa strategi
yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai
berikut:
a.
Menjelaskan
tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan
belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai
Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas
tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
b.
Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
c.
Saingan/kompetisi
Guru berusaha
mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
d.
Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
e.
Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
f.
Membangkitkan
dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
g.
Membentuk
kebiasaan belajar yang baik.
h.
Membantu
kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok.
i.
Menggunakan
metode yang bervariasi, dan
j.
Menggunakan
media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kinerja guru dalam
kelas merupakan faktor yang dominan dalam menentukan motivasi belajar siswa
serta kualitas pembelajaran. Artinya kalau guru yang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran mempunyai kinerja yang bagus, akan mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran, begitu juga sebaliknya. Hal ini dapat dipahami karena guru yang
mempunyai kinerja bagus dalam kelas akan mampu menjelaskan pelajaran dengan
baik, mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan baik, mampu menggunakan
media pembelajaran dengan baik, mampu membimbing dan mengarahkan siswa dalam
pembelajaran sehingga siswa akan memiliki semangat dan motivasi dalam belajar,
senang dengan kegiatan pembelajaran yang diikuti, dan merasa mudah memahami
materi yang disajikan oleh guru.
4.
SIKAP GURU
YANG DIBUTUHKAN SISWA SEBAGAI SUMBER MOTIVASI
Motivasi dan inspirasi siswa dalam belajar muncul
berdasarkan karena adanya suatu kebutuhan tertentu. Sebagai bentuk kebutukan
siswa di lingkup pendidikan sebagai berikut:
a.
Kebutuhan jasmaniah atau proses-proses jasmaniah.
Kebutuhan ini paling mendasar, walaupun nampak sederhana dan langsung, tetapi
merupakan kebutuhan yang lebih tinggi dan kompleks dan abstrak karena jalinan
hubungan-hubungan antara manusia.
b.
Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan. Seorang anak
biasanya memiliki rasa ketakutan dan kekhawatiran yang sulit diketahui oleh
orang dewasa. Maka dari itu, walaupun tidak disengaja seorang dewasa yang dapat
memberikan rasa aman kepada mereka. Mereka akan merasa senang dan nyaman.
Tetapi pada perkembangannya, dengan melihat kebiasaan anak tersebut dapat
ditemukan solusinya dengan pengalaman tindakan yang dilakukan orang dewasa
dalam menghadapi si anak.
c.
Kebutuhan untuk dicintai (kasih sayang). Kebutuhan kasih
sayang sangat kuat dan fundamental bagi manusia. Tanpa kasih sayang, anak-anak
tidak akan berkembang dengan normal.
d.
Kebutuhan akan status dan diterima oleh kelompok.
e.
Kebutuhan akan adanya perasaan memadai, kreativitas, dan
ekspresi diri.
Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan
siswa di atas, seorang murid akan memiliki motivasi dan inspirasi dalam belajar
bilamana seorang guru memiliki karakter yang dapat memenuhi kebutuhan siswa.
Karakter yang dibutuhkan siswa dan hendaknya terdapat pada seorang guru adalah
sebagai berikut:
a.
Demokratis. Guru memberikan kebebasan kepada siswa di
samping mengadakan pembatasan-pembatasan tertentu, tidak bersifat otoriter, dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan serta dalam berbagai
kegiatan.
b.
Suka bekerja sama. Guru yang suka bekerja sama bersikap
saling memberi dan saling menerima yang dilandasi oleh kekeluargaan serta
toleransi yang tinggi.
c.
Baik hati. Guru yang baik hati bersikap suka memberi
dan berkorban untuk anak didiknya(siswa).
d.
Sabar. Guru yang sabar tidak suka marah dan tidak
mudah tersinggung serta suka menahan diri.
e.
Adil. Guru yang adil tidak bersikap membeda-bedakan
anak didiknya (siswa) dan memberikan kesempatan yang sama bagi semuanya.
f.
Konsisten. Guru yang konsisten selalu bersikap dan
berkata sama bagi semuanya.
g.
Bersifat terbuka. Guru yang bersifat terbuka akan
bersedia menerima kritik dan saran, serta jika perlu mengakui kekurangan dan
kelemahannya.
h.
Suka menolong. Guru yang suka menolong senantiasa siap
membantu anak-anak yang mengalami kesulitan atau masalah tertentu.
i.
Ramah-tamah. Guru yang ramah-tamah mudah bergaul dan
disenangi oleh semua orang, tidak sombong, dan bersedia bertindak sebagai
pendengar yang baik di samping sebagai pembicara yang menarik.
j.
Suka humor. Guru yang suka humor banyak disenangi oleh
anak-anak dengan kepandaiannya membuat anak-anak menjadi gembira dan tidak
tegang atau terlalu serius.
k.
Kreatif. Guru yang kreatif dan memiliki berbagai minat
akan merangsang siswa dan dapat melayani berbagai keinginan siswa.
l.
Paham. Guru yang memahami dan menguasai bahan pelajaran
dapat menyampaikan materi pelajaran dengan lancar dan menumbuhkan semangat di
kalangan siswa.
m.
Fleksibel. Guru yang tidak bersikap kaku akan mudah
bergaul dengan anak tanpa dibatasi umur atau status.
Perhatian. Guru yang perhatian akan membuat siswa
merasa senang dan diperhatikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar