Senin, 20 Mei 2013

GURU SEBAGAI SUMBER MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

1.      PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu (Purwanto, 2007: 60). Motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengerahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan tertentu. Setiap individu memiliki suatu motivasi atau motif terhadap sesuatu, termasuk juga seorang siswa. Seorang siswa juga memilki suatu motif tertentu didalam proses pendidikan selain motivasi dalam belajar.
Di dalam proses pendidikan motivasi adalah salah satu syarat mutlak siswa untuk belajar. Motivasi juga berperan sebagai motor penggerak dalam proses balajar Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri (Winkel, 1996: 166). Pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan atau perangsang. Tujuan (goal) adalah yang mementukan atau membatasi tingkah laku organisme. Perangsang (inecentive) adalah fakta atau objek yang menarik organism tersebut.
Pengertian motif atau motivasi tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan (need). Suatu organism (khususnya siswa) yang berbuat atau melakukan sesuatu, setidaknya terdapat suatu kebutuhan di dalam dirinya atau sesuatu yang ingin dicapai. Istilah kebutuhan juga diartikan sebagai suatu kekurangan tertentu di dalam sesuatu organisme. Di dalam proses pendidikan kebutuhan yang dimiliki oleh siswa adalah suatu kebutuhan untuk dapat memahami dan mengerti materi atau pelajaran yang diberikan oleh seorang guru dan juga siswa memiliki kebutuhan akan motivasi atau dorongan yang menyebabkan siswa memiliki semangat dalam mengikuti setiap proses belajar.
Motivasi didefinisikan sebagai suatu komponen yang mengandung tiga aspek yaitu:
a.       Mengerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu memimpin seseorang untuk bertidak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan lainnya.
b.      Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Tingkah laku siswa atau individu diarahkan terhadap suatu tujuan tertentu.
c.       Menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar dengan harus menguatkan intensitas dan arah dorongn-dorongan serta kekuatan-kekuatan individu.

2.      TUJUAN MOTIVASI
Purwanto dalam (Psikologi Pendidikan, 2007: 73) megatakan bahwa:
“Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.”
Dari penjelasan yang disampaikan oleh Purwanto di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tujuan dari motivasi ialah sarana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Bagi seorang guru, tujuan dari motivasi adalah dapat menggerakan atau memacu para siswa agar dapat timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah.
Suatu tindakan memotivasi atau memberikan motivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh pihak yang diberi motivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan diberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian yang akan dimotivasi, termasuk di dalamnya antara seorang guru dan siswanya.

3.      PERANAN GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI
Pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, antara lain: guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan, kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Guru mempunyai peranan dan kedudukan kunci dalam keseluruhan proses pendidikan terutama dalam pendidikan formal, bahkan dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya. Subagio mengemukakan Studi yang dilakukan Heyneman & Loxley pada tahun 1983 di 29 negara menemukan bahwa di antara berbagai masukan (input) yang menentukan mutu pendidikan yang ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa sepertiganya ditentukan oleh guru. Peranan guru semakin penting di tengah keterbatasan sarana dan prasarana sebagaimana dialami oleh negara-negara sedang berkembang. Lengkapnya hasil studi itu adalah : dari 16 negara sedang berkembang, guru memberi kontribusi terhadap prestasi belajar sebesar 34%, sedangkan manajemen 22%, waktu belajar 18% dan sarana fisik 26%. Sedangkan dari 13 negara industri, kontribusi guru adalah 36%, manajemen 23%, waktu belajar 22% dan sarana fisik 19%. Sikap guru terhadap proses pembelajaran, akan mewarnai perilaku guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
a.       Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
b.      Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
c.       Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
d.      Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
e.       Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
f.       Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
g.      Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
h.      Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok.
i.        Menggunakan metode yang bervariasi, dan
j.        Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kinerja guru dalam kelas merupakan faktor yang dominan dalam menentukan motivasi belajar siswa serta kualitas pembelajaran. Artinya kalau guru yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kinerja yang bagus, akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, begitu juga sebaliknya. Hal ini dapat dipahami karena guru yang mempunyai kinerja bagus dalam kelas akan mampu menjelaskan pelajaran dengan baik, mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan baik, mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik, mampu membimbing dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa akan memiliki semangat dan motivasi dalam belajar, senang dengan kegiatan pembelajaran yang diikuti, dan merasa mudah memahami materi yang disajikan oleh guru.
4.      SIKAP GURU YANG DIBUTUHKAN SISWA SEBAGAI SUMBER MOTIVASI
Motivasi dan inspirasi siswa dalam belajar muncul berdasarkan karena adanya suatu kebutuhan tertentu. Sebagai bentuk kebutukan siswa di lingkup pendidikan sebagai berikut:
a.       Kebutuhan jasmaniah atau proses-proses jasmaniah. Kebutuhan ini paling mendasar, walaupun nampak sederhana dan langsung, tetapi merupakan kebutuhan yang lebih tinggi dan kompleks dan abstrak karena jalinan hubungan-hubungan antara manusia.
b.      Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan. Seorang anak biasanya memiliki rasa ketakutan dan kekhawatiran yang sulit diketahui oleh orang dewasa. Maka dari itu, walaupun tidak disengaja seorang dewasa yang dapat memberikan rasa aman kepada mereka. Mereka akan merasa senang dan nyaman. Tetapi pada perkembangannya, dengan melihat kebiasaan anak tersebut dapat ditemukan solusinya dengan pengalaman tindakan yang dilakukan orang dewasa dalam menghadapi si anak.
c.       Kebutuhan untuk dicintai (kasih sayang). Kebutuhan kasih sayang sangat kuat dan fundamental bagi manusia. Tanpa kasih sayang, anak-anak tidak akan berkembang dengan normal.
d.      Kebutuhan akan status dan diterima oleh kelompok.
e.       Kebutuhan akan adanya perasaan memadai, kreativitas, dan ekspresi diri.
     Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan siswa di atas, seorang murid akan memiliki motivasi dan inspirasi dalam belajar bilamana seorang guru memiliki karakter yang dapat memenuhi kebutuhan siswa. Karakter yang dibutuhkan siswa dan hendaknya terdapat pada seorang guru adalah sebagai berikut:
a.       Demokratis. Guru memberikan kebebasan kepada siswa di samping mengadakan pembatasan-pembatasan tertentu, tidak bersifat otoriter, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan serta dalam berbagai kegiatan.
b.      Suka bekerja sama. Guru yang suka bekerja sama bersikap saling memberi dan saling menerima yang dilandasi oleh kekeluargaan serta toleransi yang tinggi.
c.       Baik hati. Guru yang baik hati bersikap suka memberi dan berkorban untuk anak didiknya(siswa).
d.      Sabar. Guru yang sabar tidak suka marah dan tidak mudah tersinggung serta suka menahan diri.
e.       Adil. Guru yang adil tidak bersikap membeda-bedakan anak didiknya (siswa) dan memberikan kesempatan yang sama bagi semuanya.
f.       Konsisten. Guru yang konsisten selalu bersikap dan berkata sama bagi semuanya.
g.      Bersifat terbuka. Guru yang bersifat terbuka akan bersedia menerima kritik dan saran, serta jika perlu mengakui kekurangan dan kelemahannya.
h.      Suka menolong. Guru yang suka menolong senantiasa siap membantu anak-anak yang mengalami kesulitan atau masalah tertentu.
i.        Ramah-tamah. Guru yang ramah-tamah mudah bergaul dan disenangi oleh semua orang, tidak sombong, dan bersedia bertindak sebagai pendengar yang baik di samping sebagai pembicara yang menarik.
j.        Suka humor. Guru yang suka humor banyak disenangi oleh anak-anak dengan kepandaiannya membuat anak-anak menjadi gembira dan tidak tegang atau terlalu serius.
k.      Kreatif. Guru yang kreatif dan memiliki berbagai minat akan merangsang siswa dan dapat melayani berbagai keinginan siswa.
l.        Paham. Guru yang memahami dan menguasai bahan pelajaran dapat menyampaikan materi pelajaran dengan lancar dan menumbuhkan semangat di kalangan siswa.
m.    Fleksibel. Guru yang tidak bersikap kaku akan mudah bergaul dengan anak tanpa dibatasi umur atau status.
Perhatian. Guru yang perhatian akan membuat siswa merasa senang dan diperhatikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar